Kemudian, Ganjar Pranowo menyebut Indonesia pernah memperjuangkan reformasi. Momentum itu menurutnya adalah saat rakyat mengoreksi pemerintah Orde Baru yang melenceng, membelenggu kebebasan, menebar ketakutan, dan menjauhkan negara ini dari cita-cita luhur.
Namun, lanjutnya, Pilpres 2024 menjadi titik adanya pihak yang melupakan semangat reformasi dan melupakan pengorbanan masyarakat Indonesia untuk mewujudkan demokrasi.
“Sebagian dari kita mungkin melupakan pengorbanan mereka, melupakan air mata dan kepedihan keluarga-keluarga yang kehilangan orang-orang yang mereka cintai, dan melupakan semangat yang mendasari gerakan reformasi 25 tahun yang lalu,” ujar Ganjar.
Oleh karena itu, Ganjar mengaku kehadirannya di MK untuk mengingatkn pihak yang melupakan sejarah dan demokrasi.
“Kami berada di sini dengan niat sederhana, ialah mengingatkan orang-orang yang cepat lupa bahwa kita semua yang setia pada cita-cita reformasi akan selalu mengingat pengorbanan mereka, dan menghidupkan semangat mereka di hati kami,” kata dia.
Ganjar menegaskan menolak dibawa mundur ke masa sebelum reformasi. Ia menolak pengkhianatan terhadap semangat reformasi dan gugatannya adalah bentuk dedikasi untuk menjaga kewarasan.
“Untuk menjaga agar warga tidak putus asa terhadap perangan politik kita, dan untuk menjaga impian semua warga negara tentang Indonesia yang lebih mulia, dan bagi kami ini impian yang harus kita kejar,” kata dia.