Liputan6.com, Jakarta – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap penyebab sopir bus Rosalia Indah berinisial JW tak bisa bergantian menyetir meski ngantuk berat hingga mengakibatkan kecelakaan di KM 370 Tol Semarang-Batang.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono mengatakan, sebenarnya, bus Rosalia Indah berangkat dengan dua sopir dari Jakarta untuk bergantian. Tapi di tengah perjalanan bus mengalami kerusakan sehingga harus diganti.
“Jadi berangkat dari Jakarta itu 2 sopir, itu standar yang ada di perusahaan itu. Terus ketika berjalan di daerah mana saya lupa, busnya mengalami kerusakan. Tetus dia berhenti di rest area,” kata Soerjanto saat dihubungi, Sabtu, (13/4/2024).
Sopir pun meminta dikirim bus pengganti dari pool di Subang dan penumpang pun dipindahkan ke bus pengganti untuk melanjutkan perjalanan.
“Maka si pengemudi satunya (cadangan) ditinggal untuk membawa bus yang sedang diperbaiki, nanti setelah diperbaiki akan dibawa,” kata dia.
Sehingga sopir utama berinisial JW harus melanjutkan perjalanan seorang diri. Nantinya, sesampainya di Solo akan ada pengemudi cadangan yang menggantikan.
Selama perjalanan menuju Solo, JW ternyata sudah merasa ngantuk dan lelah. Dia pun sempat berupaya menghilangkan rasa ngantuk sebelum melanjutkan perjalanan.
“Yang seperti di berita itu saya dengar dengan penjelasan kepolisian si sopir sempat berhenti jalan kaki, terus mondar-mandir untuk ngilangin ngantuk trus naik lagi. Tapi ternyata ngantuk lagi. Emang udah berusaha untuk ngilangin ngantuknya itu dia,” ucapnya.
Namun, JW yang tengah membawa 32 penumpang itu tidak bisa bergantian. Karena dirinya baru akan bergantian dengan sopir cadangan yang ada di pool Solo, Jawa Tengah.
“Iya (gak bisa gantian). Nanti rencananya mereka akan ganti pengemudi di Solo. Lewat Solo dia akan poolnya Rosalia untuk diganti pengemudinya,” ujarnya.
Akibatnya bus yang dikemudikan JW pun kecelakaan menewaskan tujuh orang. Atas kejadian ini, KNKT tengah menyelidiki terkait penyebab dari faktor lelah dan ngantuk yang dialami sopir.
“Tapi kan kita di dalam investigasi kita pengen melihat kenapa dia ngantuknya, apakah saat sebelum berangkat tidurnya kurang baik, atau ada hal-hal lain, record kesehatannya seperti apa kita lagi pelajari,” tuturnya.